09 December 2024

Selama Ini Guru Fisika di Sekolah Salah Menjelaskan Tentang Frekuensi

 


Pernahkah Anda merasa ada sesuatu yang “kurang pas” dengan penjelasan guru fisika tentang frekuensi di sekolah? Tenang, Anda tidak sendirian. Ada beberapa konsep tentang frekuensi yang sering disederhanakan atau bahkan salah dijelaskan. Padahal, pengetahuan ini penting, apalagi jika Anda menyukai musik atau sedang belajar sound engineering.

Dalam artikel ini, kita akan membahas dua kesalahan umum terkait frekuensi yang sering terjadi di ruang kelas, serta meluruskan konsep tersebut dengan penjelasan yang lebih akurat.



1. Benda yang Sama Frekuensinya Akan Ikut Bergetar, yang Tidak Sama Tidak Bergetar

Guru fisika sering mengatakan bahwa jika dua benda memiliki frekuensi yang sama, benda tersebut akan saling memengaruhi dan ikut bergetar melalui medium udara. Namun, mereka lupa menjelaskan sesuatu yang lebih kompleks: overtone series.

Apa itu overtone series?
Overtone series adalah harmonisa yang muncul dari satu sumber getaran. Misalnya, jika sebuah gitar berdengung pada frekuensi 100 Hz (fundamental), maka akan ada frekuensi tambahan yang juga bergetar, seperti 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz, dan seterusnya.


Koreksi pada konsep ini:
Benda yang memiliki frekuensi berbeda, tetapi masih berada dalam overtone series dari sumber asli, juga akan bergetar! Namun, intensitas getarannya memang lebih kecil dibandingkan benda yang memiliki frekuensi fundamental yang sama. Contoh sederhananya adalah ketika Anda menyanyikan nada tertentu di depan gitar, beberapa senar gitar bisa ikut bergetar meskipun tidak memiliki nada persis sama.


Kenapa ini penting?
Pemahaman ini membantu kita memahami fenomena resonansi dengan lebih lengkap, misalnya dalam musik, akustik ruangan, atau bahkan teknologi audio.



2. Manusia Dapat Mendengar Frekuensi 20 Hz - 20 kHz

Ini adalah fakta yang sering dijelaskan di kelas: manusia dapat mendengar suara dalam rentang frekuensi 20 Hz hingga 20 kHz. Betul secara teori, tapi ada satu hal yang sering terlewat: usia manusia memengaruhi kepekaan telinga.


Bagaimana usia memengaruhi pendengaran?
Ketika kita bertambah tua, sel-sel rambut di koklea (bagian dalam telinga) mengalami keausan. Akibatnya, kepekaan terhadap frekuensi tertentu menurun, terutama di rentang frekuensi tinggi (di atas 15 kHz).


Fakta menarik:
Jika Anda berusia 20–30 tahun, cobalah tes pendengaran sederhana. Anda mungkin masih bisa mendengar frekuensi di bawah 50 Hz (sub-bass), tetapi sulit mendengar frekuensi di atas 15 kHz. Bahkan, banyak orang dewasa muda hanya bisa mendengar hingga 17–18 kHz.


Pelajaran penting:
Guru seharusnya tidak hanya menjelaskan rentang frekuensi audio manusia secara teoretis, tetapi juga bagaimana faktor usia, kebiasaan mendengar musik keras, atau paparan suara bising bisa memengaruhi kepekaan telinga.



Kesimpulan

Dua kesalahan ini mungkin terlihat sederhana, tetapi efeknya cukup besar, terutama bagi kita yang terjun di dunia musik atau audio engineering. Berikut ringkasan dari artikel ini:

  1. Resonansi bukan hanya terjadi pada frekuensi yang sama, tetapi juga pada overtone series.
  2. Rentang pendengaran manusia (20 Hz - 20 kHz) bersifat teoretis dan akan dipengaruhi oleh usia serta kondisi telinga.

Jika Anda seorang guru, tambahkan penjelasan ini dalam kelas Anda agar siswa lebih memahami konsep frekuensi dengan lebih mendalam dan relevan!