Dalam percakapan saya dengan 103 musisi di Jogja sepanjang 2024, saya menemukan fakta mengejutkan—72% musisi tidak menghasilkan passive income dari musik. Sebaliknya, banyak dari mereka mendapatkan penghasilan pasif dari investasi di reksadana, saham, dan crypto. Artikel ini akan menggali lebih dalam mengapa hal ini terjadi, serta tantangan yang dihadapi musisi di Indonesia dalam menghasilkan uang dari karya mereka.
1. Tantangan Musisi dalam Menghasilkan Passive Income dari Musik
Banyak musisi di Jogja yang mengungkapkan bahwa meskipun mereka telah menciptakan karya musik yang luar biasa, mereka kesulitan untuk menghasilkan passive income yang berkelanjutan dari musik. Platform streaming musik yang ada saat ini sering kali tidak memberikan hasil yang memadai. Selain itu, tantangan distribusi, biaya tersembunyi, dan persaingan ketat membuat musisi semakin terdesak untuk mencari sumber penghasilan lain.
2. Mengapa Musisi Beralih ke Investasi: Reksadana, Saham, dan Crypto
Sebagian besar musisi yang saya temui mengaku bahwa mereka lebih memilih berinvestasi di reksadana, saham, dan crypto untuk mendapatkan penghasilan pasif. Ini karena dunia investasi lebih mudah dipahami dan menawarkan potensi keuntungan yang lebih cepat dan terukur. Mereka merasa lebih aman dan terjamin secara finansial di luar dunia musik, yang semakin kompleks dan penuh risiko.
3. Sistem Musik yang Tidak Menguntungkan: Dari Streaming hingga Distribusi
Salah satu alasan mengapa musisi tidak bisa bergantung pada musik sebagai sumber pendapatan pasif adalah ketidakadilan dalam sistem distribusi musik digital. Platform seperti Spotify dan Apple Music seringkali tidak memberikan imbalan yang sebanding dengan upaya yang dilakukan oleh musisi. Biaya tersembunyi, komisi, dan persentase yang rendah dari streaming menjadi kendala utama.
4. Ketidakpastian dan Risiko dalam Dunia Musik
Bagi banyak musisi, dunia musik bisa terasa seperti ladang pertempuran. Meskipun mereka menghasilkan karya yang berkualitas, tidak ada jaminan bahwa karya tersebut akan dihargai dengan layak di pasar. Hal ini mendorong musisi untuk mencari alternatif investasi yang lebih jelas dan menguntungkan, seperti pasar saham dan crypto.
5. Apa yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Musisi Mendapatkan Penghasilan dari Musik?
Solusi untuk masalah ini mungkin terletak pada perubahan sistem yang lebih adil dan transparan dalam industri musik. Platform musik harus lebih memperhatikan kesejahteraan para musisi, serta menyediakan alat dan sumber daya yang memudahkan mereka untuk memonetisasi karya mereka secara efektif. Selain itu, edukasi tentang pengelolaan keuangan dan investasi juga penting untuk membantu musisi menciptakan pendapatan pasif yang berkelanjutan.
6. Menanggapi Fenomena "Junk Science" di Dunia Akademia
Mengapa saya tidak mempublikasikan hasil penelitian ini secara ilmiah? Karena saya bukan akademisi dan lebih tertarik untuk berbicara langsung dengan musisi yang menghadapi tantangan ini setiap hari. Tidak ingin terikat dengan kepentingan tertentu di akademik yang jika hanya mengejar kuantitas penelitian agar bisa mencapai pangkat tertentu mungkin bisa menimbulkan "Junk Science". Fenomena "Junk Science" yang pernah saya temui adalah penelitian yang menggunakan kota kecil sebagai sampel untuk menilai kompleksitas musik di Indonesia—penelitian yang saya rasa tidak mencerminkan kondisi sebenarnya setelah saya membaca sepenuhnya.
Namun, bagi akademisi yang merasa tertarik untuk merilis data ini secara lebih formal atau ilmiah, saya dengan senang hati mengundang Anda untuk bekerja sama. Tentu saja, kalau Anda tidak mau, tidak masalah—nggak penting juga kan untuk kepentingan yang lebih besar? Sementara itu, saya akan tetap terus berbicara dengan musisi-musisi di lapangan, karena mereka adalah sumber utama pengetahuan dan perubahan yang kita butuhkan.
7. Kesimpulan: Musisi Perlu Diberi Peluang yang Lebih Baik
Pada akhirnya, musisi harus diberikan kesempatan untuk menghasilkan uang dari karya mereka. Mengandalkan investasi saham atau crypto memang bisa memberikan hasil yang cepat, namun itu bukan solusi jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan musisi. Diperlukan reformasi dalam industri musik dan platform digital agar musisi dapat memperoleh pendapatan yang sebanding dengan upaya mereka dalam menciptakan karya seni.