Musik, sebuah obyek abstrak yang seolah tidak lepas kaitannya dengan estetika, atau mudahnya disebut dengan keindahan. Bahkan kita sebagai manusia rela meluangkan waktu, pikiran, dan uang "hanya untuk sekedar" mendengarkan musik, contohnya saat kita rela antre mendapatkan tiket konser musik. Sebagai salah satu obyek yang menghasilkan keindahan, musik membuktikan bahwa sesuatu yang indah tidak hanya yang berasal dari alam semesta ciptaan Tuhan, dan sebagai sebuah obyek keindahan artifisial, musik mampu menghadirkan bentuk keindahan "yang lain", tidak untuk menyaingi keindahan alam karya yang Esa.
Ketika sebuah frase "Estetika Musik" kerap terdengar di telinga kita, baik sebagai musisi maupun awam, mungkin akan menimbulkan pertanyaan filosofis tentang apa itu musik, apa itu estetika, dan apa itu estetika musik. Pada artikel ini saya akan memberikan sedikit jawaban atas tiga pertanyaan ini, tidak hanya yang bersumber dari para ahli namun juga hasil dari pemikiran dan perenungan saya pribadi.
Musik
Merriam Webster sebagai salah satu kamus ternama di dunia memaknai musik sebagai sebuah ilmu atau seni yang mengatur bunyi dan suara dalam urutan tertentu, kombinasi tertentu, serta keterkaitan antar nada/bunyi tersebut untuk menghasilkan komposisi secara utuh dan berkelanjutan. Sedangkan Oxford Dictionary mengartikan musik sebagai bunyi yang disusun sedemikian rupa sehingga menyenangkan atau menarik untuk didengarkan. Manusia menghasilkan musik melalui nyanyian (vokal) atau dari instrumen. Melalui pengertian esensial yang diartikan oleh kedua kamus besar tersebut, saya menggarisbawahi bahwa musik merupakan sebuah karya dari manusia yang obyek utamanya disusun oleh suara (berasal dari suara makhluk hidup, dalam hal ini manusia) dan bunyi (dari instrumen atau benda mati) dan terorganisasi serta sistematis dengan tujuan menghasilkan keindahan auditori yang dapat dinikmati manusia. Jika musik adalah sebuah karya yang keindahan, berarti musik ada karena unsur kesengajaan untuk membuat suara dan bunyi menjadi indah. Sehingga sudut pandang yang menganggap suara air hujan, suara detik jam, dan lainnya dimaknai sebagai musik harus dipertanggungjawabkan, sehingga tidak menimbulkan bias tentang makna dari musik itu sendiri.
Estetika
Sedikit menjelajahi Cambridge Dictionary, estetika diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan kenikmatan atau studi keindahan, atau menunjukkan keindahan yang luar biasa pada sebuah obyek. Jika estetika digambarkan dalam dua kutub yang saling berlawanan maka estetika dapat dinilai dari indah atau tidak indahnya sebuah obyek, baik obyek konkret maupun abstrak. Kita tidak bisa menilai estetika dengan pemahaman benar/salah seperti pada konsep logika, sekalipun dengan menerapkan kebenaran demokrasi. Indah atau tidaknya sebuah obyek merupakan buah pikir manusia sehingga gagasannya yang relatif subyektif wajib kita hargai.
Estetika Musik
Jika kita telah memahami terminologi dari estetika dan musik, seharusnya kita jauh akan memahami arti dari frase ini. Estetika musik berarti bagaimana kita memandang musik sebagai sebuah obyek material dengan pendekatan estetika sebagai obyek formalnya. Pertanyaan filosofis yang akan muncul pada estetika musik sperti, "indahkah musik yang kita dengar saat ini?","megapa musik ini begitu indah?" dan sebagainya.
Artikel ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Estetika Musik, Program Studi Musik, ISI Yogyakarta, Semester Gasa, Tahun Ajaran 2021/2022.