Jika kalian pernah merasa frustasi dalam mempelajari modes, TENANG! Kalian nggak sendirian. Pada tahun-tahun awal penggunaan modes dalam improvisasi, saya juga pernah merasakan betapa sulit menerapkannya, padahal secara teori, saya benar-benar sudah hafal diluar kepala. Akhirnya saya menemukan titik terang mengapa modes cukup sulit dipahami, dan permasalahannya hanya pada konsep berpikir kita yang salah. Mari kita bahas!
Mengenal Tonalitas
Britannica mengartikan tonalitas (tonality) sebagai sebuah prinsip dalam komposisi musik dimana erat dan berkaitan dengan nada sentral yang disebut tonika. Pada umumnya, musik Barat atau non-Barat selalu kembali atau berpatokan pada nada sentral. Prinsip tonalitas ini dapat diimplementasikan dalam penggunaan notasi dan akor, cara pandang ini kira-kira muncul pada 1650 sampai 1900an dan terus digunakan hingga saat ini.
Saya akan memberikan contoh konkret bagaimana musisi berpikir secara tonalitas. Saya rasa kita semua pernah mendengar para musisi bertanya nada dasar dari sebuah repertoar atau lagu, ini adalah salah satu contoh penggunaan prinsip tonalitas dalam bermusik, walaupun belum sepenuhnya benar. Perhatikan melodi di bawah dan coba tebak nada dasarnya
Tidak ada akor G Mayor dalam progresi akor di atas, namun jika teman-teman berhasil mengidentifikasi nada dasar dari progresi akor tersebut adalah G Mayor, maka pemahaman tonalitas kalian sudah cukup mumpuni. Jika belum paham, BELAJAR LAGI! prinsip tonalitas.
Tonalitas VS Modalitas
Setelah kita sudah memahami prinsip tonalitas, maka kita akan memahami prinsip dari modalitas. Jika tonalitas terpaku pada satu buah nada dasar sebagai sentral, maka dalam prinsip tonalitas tidak ada istilah nada sentral, yang ada hanyalah root, dan semua nada dalam sebuah tangga nada bisa menjadi root. Perhatikan alur melodi di bawah
Bar 1-4 sama dengan bar 5-8. Alor melodi di atas dalam konsep tonalitas bernada dasar C Mayor, walaupun nada dimulai dari G, namun G berkedudukan sebagai sol atau nada ke-5dari C. Berbeda dengan prinsip modalitas, dimana G merupakan root, tidak peduli C adalah nada dasar dalam konsep tonalitas. Agar lebih mudah memahami modes, usahakan untuk mengubah cara berpikir tonalitas menjadi modalitas. Tonalitas dan modalitas merupakan dua "kacamata" yang berbeda, secara analogi jika kita didiagnosa mengidap rabun jauh maka kacamata cekunglah yang dapat membantu kita melihat lebih jelas, dengan kacamata cembung dan silinder mungkin terlihat namun akan terasa samar.
Setiap Modes adalah Tangga Nada yang Berbeda, Unik, dan Berkarakter
Saya rasa tidak sedikit mentor gitar yang mengajarkan dorian modes adalah tangga nada mayor dari Re ke Re, phrygian dari Mi ke Mi, dan seterusnya. Namun sadarkah anda sebagai mentor, bahwa cara berpikir ini justru membuat murid anda gagal paham? Secara teori untuk mempermudah paradigma modes adalah dengan menggunakan prinsip tonalitas, tapi jika akhirnya banyak murid yang tersesat dengan metode ini, saya rasa penerapan modalitas harus diimbangi dengan konsep pemikiran modalitas pula.
Jika kita mengenal ada delapan modes, maka kita harus memisahkan karakter setiap modes. Cara termudah adalah menilai setiap modes adalah tangga nada yang berbeda, sehingga D Dorian, E Phrygian, F Lydian, dan A Aeolian merupakan tangga nada yang tak sama, walaupun dalam prinsip tonalitas dapat disimpulkan sebagai tangga nada C Mayor. Dengarkan karakter tangga nada dalam modes secara utuh dan beri kesan pada masing-masing modes, bagi saya setiap modes memberikan kesan yang berbeda, unik, dan berkarakter.
Picture by @krysamon Unsplash