Musikologi merupakan sebuah terobosan di mana teori musik bertemu dengan sejarah, estetika, dan kritik, dan spektrum lain yang luas tempat di mana musikolog menciptakan narasi intelektual untuk seni. Namun, seringkali kita mendapati seorang musikolog berbicara tentang kehebatan Bach dan pythagoras, tetapi memainkan Invention No. 1 pun tidak lancar. Atau mengkritik struktur harmoni modern tanpa pernah membuat satu pun aransemen yang layak ditampilkan.
20 November 2024
19 November 2024
6 Passive Income Musisi Versi Saya
Pengen punya penghasilan pasif sambil ngejar passion musik? Tenang aja, ada banyak cara buat kamu, anak musik, buat dapet passive income di era digital ini. Passive income tuh kayak punya mesin uang yang terus jalan, meskipun kamu lagi tidur atau sibuk bikin lagu. Yuk, bahas yang kekinian dan konkret, biar kamu bisa langsung mulai!
1. Jual Beat atau Sound Pack di Marketplace Online
Buat kamu yang jago bikin beat atau sound design, ini wajib banget dicoba. Marketplace seperti Beatstars, Splice, atau Loopmasters jadi tempat yang pas buat jual karya-karyamu. Bukan cuma beat, kamu juga bisa jual sound pack unik untuk musisi atau kreator konten.
Contoh:
- Bikin pack drum loops yang cocok untuk genre chill atau trap.
- Rilis sample pack suara alam yang sering dipakai buat backsound konten meditasi.
Tiap ada yang download atau beli, kamu langsung dapet penghasilan. Dan enaknya, satu karya bisa dijual ke banyak orang! Per tahunnya saya bisa ngantongin 8 sampai 10 juta rupiah.
2. Bikin e-Course atau Kelas Musik Online
Kursus online lagi booming banget, termasuk di bidang musik. Kamu bisa bikin e-course tentang hal yang kamu kuasai, seperti music production, bikin beat, atau belajar alat musik tertentu.
Contoh:
- Kelas “Belajar FL Studio untuk Pemula” yang ngajarin cara bikin beat pertama sampai export lagu.
- Tutorial “Cara Cepat Main Gitar Akustik” buat pemula yang suka lagu-lagu pop.
Setelah course selesai, upload ke platform kayak Fisella Music Academy. Promosiin lewat media sosial, dan tiap ada yang daftar, kamu langsung dapet penghasilan. Saya pernah dapetin Rp 40 jutaan dalam 4 bulan saat pandemi karena e-course.
3. Monetisasi Blog Musik + Adsense + Safelink
Kalau kamu suka nulis, coba bangun blog tentang musik. Kamu bisa nulis artikel tentang tips belajar musik, ulasan alat musik, atau tutorial produksi lagu. Pas blog kamu udah banyak pengunjung, daftarin ke Google Adsense untuk dapet penghasilan dari iklan.
Yang lebih keren lagi, kamu bisa pakai safelink buat menghasilkan tambahan. Misalnya, kamu bikin artikel tentang “Cara Membuat Lagu Lo-Fi di FL Studio.” Di dalamnya, tambahkan link download sample pack gratis yang diarahkan ke safelink. Tiap orang yang klik dan lewat safelink itu, kamu dapet penghasilan tambahan.
Contoh konten:
- “5 Plugin Gratis untuk Mixing Musik” dengan link download yang pakai safelink.
- Artikel “Panduan Belajar Musik dari Nol” dengan iklan Adsense di sidebar blog.
4. Distribusi Musik ke Platform Streaming Digital
Karya musikmu wajib masuk ke Spotify, Apple Music, atau YouTube Music. Ini cara klasik tapi efektif buat passive income. Tiap kali lagumu diputar, kamu dapet royalti. Tapi yang lebih kekinian, coba fokus ke relaxation music.
Relaxation music seperti musik meditasi atau tidur makin banyak dicari orang. Kamu bisa bikin lagu dengan tema seperti ambient sound, suara alam, atau lo-fi beats buat fokus belajar.
Contoh:
- Bikin album “Meditation Sounds for Focus” dan upload ke Spotify.
- Promosiin lagu-lagu relaksasimu di YouTube sebagai background music untuk belajar atau yoga.
Tiap ada yang putar atau gunakan, penghasilan bakal terus ngalir! Tapi karena saya nggak fokus di performing dapetnya nggak banyak, cuma ratusan ribu doang per tahunnya.
5. Jual Preset atau Template DAW
Kalau kamu jago bikin preset atau template di DAW seperti FL Studio atau Ableton, ini peluang besar! Banyak musisi pemula yang nyari preset siap pakai buat mempercepat workflow mereka.
Contoh:
- Jual preset suara gitar yang cocok buat genre pop atau rock di marketplace seperti Gumroad.
- Bikin template mixing siap pakai buat lo-fi atau EDM.
6. Sistem Subscription via Patreon atau Ko-fi
Kalau kamu punya banyak penggemar loyal, coba bikin akun di Patreon atau Ko-fi. Kamu bisa kasih konten eksklusif seperti lagu baru, behind-the-scenes produksi lagu, atau mentoring musik.
Contoh:
- Paket subscription seharga Rp 50.000 per bulan untuk akses video tutorial mixing.
- Tier premium dengan hadiah seperti shoutout atau konsultasi musik privat.
Era digital bikin anak musik punya banyak cara buat dapet passive income, mulai dari jual beat, bikin e-course, nulis blog musik, sampai bikin relaxation music. Yang penting, konsisten berkarya dan manfaatkan platform digital dengan maksimal.
Beli Instrumen Musik Duluan atau Bisa Main Musik Dulu Baru Beli Instrumen?
Pernah nggak sih, kamu nanya ke diri sendiri: “Aku harus bisa dulu main musik baru beli instrumen, atau beli dulu baru belajar?” Pertanyaan ini sering banget muncul, terutama buat yang baru mau mulai perjalanan musiknya. Kalau diibaratkan, ini kayak mau mancing ikan: “Harus beli pancingan dulu atau nunggu dapet ikan baru beli pancingan?” Jawabannya, yuk kita bahas bareng-bareng.
Beli Dulu, Baru Belajar
Buat kamu yang semangat banget belajar musik, beli instrumen dulu bisa jadi langkah awal yang bikin motivasi makin tinggi. Ibaratnya nih, kalau mau mancing, ya beli pancingan dulu. Masa mau mancing ikan pakai tangan kosong? Dengan punya instrumen di tangan, kamu bisa langsung praktek kapan aja, nggak perlu ribet pinjam-pinjam.
Kelebihannya:
- Konsisten belajar: Instrumen udah ada, jadi kamu nggak punya alasan buat malas-malasan.
- Rasa kepemilikan: Punya alat sendiri tuh beda banget rasanya, kamu bakal lebih hati-hati dan rajin ngerawat.
- Investasi jangka panjang: Walaupun awalnya belajar, alat ini tetap bisa dipakai bahkan saat kamu udah pro.
Tapi ya, ada minusnya juga. Kalau kamu masih ragu serius atau nggak, bisa-bisa instrumen ini malah jadi pajangan di pojokan. Uang yang keluar juga lumayan, apalagi kalau kamu beli alat berkualitas tinggi dari awal.
Bisa Dulu, Baru Beli
Nah, ada juga yang mikir, “Ngapain beli kalau belum tentu aku suka?” Pendekatan ini cocok buat kamu yang masih coba-coba. Biasanya, kamu bisa pinjam instrumen dari teman, sewa, atau belajar di tempat kursus yang udah menyediakan alatnya.
Kalau pakai analogi mancing, ini kayak nyewa pancingan dulu buat nyoba. Kalau ternyata kamu suka dan berhasil dapet ikan, baru deh beli pancingan sendiri.
Kelebihannya:
- Hemat biaya di awal: Kamu nggak perlu keluar uang banyak buat beli alat.
- Fleksibel: Kalau ternyata kamu nggak cocok, tinggal berhenti tanpa rugi besar.
- Lebih tahu kebutuhan: Setelah mencoba, kamu jadi lebih paham alat apa yang sebenarnya pas buat kamu.
Kekurangannya, ya kamu mungkin nggak bisa latihan kapan aja karena alatnya bukan punya sendiri. Dan kalau harus sewa terus-menerus, biaya sewa bisa lebih mahal dibanding beli instrumen baru.
Jadi, Mana yang Lebih Baik?
Semua balik lagi ke kebutuhan dan kondisi kamu. Kalau kamu punya budget cukup dan yakin mau serius, beli instrumen dulu adalah pilihan terbaik. Tapi kalau masih ragu, coba belajar dulu dengan alat pinjaman atau sewa.
Sama seperti mancing, ada orang yang beli pancingan dulu supaya siap kapan aja. Tapi ada juga yang coba pakai pancingan teman buat lihat cocok nggak sama hobinya.
Tips Memilih Instrumen Pertama
Kalau udah mantap beli, pastikan pilih alat yang sesuai dengan kebutuhan. Nggak perlu mahal, yang penting nyaman dan cukup buat belajar. Misalnya, mau belajar gitar, kamu bisa mulai dari gitar akustik standar. Kalau mau coba digital piano, pilih yang fitur dasarnya lengkap tapi tetap ramah di kantong.
Kesimpulannya?
Nggak ada cara yang benar atau salah, yang penting kamu nikmati proses belajarnya. Musik itu soal perjalanan, bukan cuma hasil akhir. Jadi, apapun pilihanmu, pastikan itu yang bikin kamu happy!
18 October 2024
Tangga Nada Minor Melodis, Tahu Teorinya Nggak Tahu Pengaplikasiannya
Tangga nada minor melodis sering dianggap sebagai bagian dari teori musik yang sulit dipahami, terutama saat dihadapkan pada bagaimana menggunakannya dalam komposisi atau improvisasi. Artikel ini akan membahas teori tangga nada minor melodis dan memberikan panduan aplikasinya, termasuk bagaimana menggunakannya untuk modulasi dari tangga nada paralel minor ke mayor secara mulus.
01 June 2024
$Music by Gala: Cryptocurrency Revolusi Industri Musik melalui Blockchain
Dalam era digital yang terus berkembang, industri musik telah menjadi salah satu yang paling terpengaruh oleh transformasi teknologi. Salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian adalah Gala Music Cryptocurrency. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang Gala Music Cryptocurrency, membandingkannya dengan platform sejenis seperti $Audio dari Audius, serta mengeksplorasi dampaknya terhadap industri musik secara keseluruhan.
25 May 2024
Belajar Tangga Nada pada Gitar Harusnya Tidak Mengikuti Konsep dari Piano
Gitar, dengan keunikannya, memang memiliki pendekatan tersendiri dalam mempelajari tangga nada. Namun, paradigma yang telah berkembang selama ini dalam pembelajaran gitar tidak sepenuhnya sesuai dengan karakteristik alat itu sendiri. Terutama, penggunaan konsep tangga nada ala piano dalam mengajar gitar telah menjadi kebiasaan yang terlalu lazim. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa guru gitar dan buku gitar harus mengubah pendekatan mereka dalam mengajarkan tangga nada, dan bagaimana konsep the CAGED System muncul sebagai alternatif yang lebih sesuai dan efektif.
24 May 2024
Dari Si Nakal Tukang "Klotekan" di Sekolah Dasar, Sampai Bekerja Menjadi Musisi Profesional
12 May 2024
Tonnetz Neo-Riemannian: Menggali Dimensi Geometri dalam Musik
Musik, sebagai bahasa universal yang melintasi batas-batas budaya dan bahasa, telah menjadi obyek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan dan seniman selama berabad-abad. Dalam upaya untuk memahami struktur dan estetika di balik komposisi musik, berbagai teori dan pendekatan telah dikembangkan. Salah satu konsep yang menarik minat para peneliti adalah Tonnetz Neo-Riemannian, sebuah kerangka kerja teoretis yang menggambarkan hubungan harmonis antara akor-akor dalam musik. Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan konsep Tonnetz Neo-Riemannian secara ringkas serta menyoroti fungsinya. Saya tidak akan membahas bagaimana cara analisis dengan Tonnetz Neo-Riemannian dalam artikel ini, silahkan pelajari sendiri, salah satu buku yang saya pakai The Oxford Handbook of Neo-Riemannian Music Theories dan penelitian berjudul Essential Neo-Riemannian Theory for Today's Musician