31 March 2025

Komposer Sampah, Karya Sampah Berbekal AI

Komposer Sampah, Karya Sampah Berbekal AI

Dunia komposisi musik telah mencapai era emas—setidaknya bagi mereka yang berpikir bahwa seni hanyalah soal menekan tombol dan menunggu keajaiban terjadi. Dulu, untuk menjadi komposer, seseorang harus memahami harmoni, melodi, orkestrasi, dan, ya, bahkan menyentuh instrumen musik. Sekarang? Tinggal ketikkan prompt, tunggu AI bekerja, dan voila! Musik siap tayang di Spotify, Apple Music, dan segala platform yang siap mencetak uang. Siapa peduli soal musikalitas, emosi, atau ekspresi? Yang penting angka stream naik, bukan?

29 March 2025

 Coba Tanyakan Guru Les Musikmu: Metode Apa yang Dia Pakai?

Coba Tanyakan Guru Les Musikmu: Metode Apa yang Dia Pakai?


Pernahkah kamu bertanya pada guru les musikmu, “Metode apa yang Anda gunakan untuk mengajar saya?” Atau selama ini kamu cuma duduk, pegang gitar, dan dibiarkan mengikuti nada tanpa tahu arah?

27 March 2025

Almarhum Slamet Abdul Sjukur Mengisi "Musik" pada Kolom Agama di KTPnya: Sebuah Opini Pribadi

Almarhum Slamet Abdul Sjukur Mengisi "Musik" pada Kolom Agama di KTPnya: Sebuah Opini Pribadi


Slamet Abdul Sjukur adalah seorang komponis dan pemikir musik Indonesia yang dikenal dengan gaya minimalisnya. Lahir pada 30 Juni 1935 di Surabaya, ia menempuh pendidikan musik di École Normale de Musique de Paris dan berguru pada Olivier Messiaen. Ia dikenal sebagai tokoh yang membawa konsep musik kontemporer ke Indonesia dan pernah menjadi dosen di berbagai institusi, termasuk Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Foto dari KapanLagi.com

Quarter Life Crisis Musisi: Antara Mimpi dan Tagihan Listrik

Quarter Life Crisis Musisi: Antara Mimpi dan Tagihan Listrik


Seorang musisi berusia 30 tahun bangun pagi, bukan untuk menciptakan mahakarya, tapi untuk mengecek tagihan listrik. Di usia ini, mimpi dan realitas saling bertarung seperti duel gitar antara Steve Vai dan Yngwie Malmsteen—bedanya, yang satu bawa idealisme dan satunya bawa kebutuhan hidup.

22 March 2025

Era Musik Instan: Punya Uang? Lagumu Auto Rilis!

Era Musik Instan: Punya Uang? Lagumu Auto Rilis!


Dulu, merilis musik itu ribet. Harus punya label, ada seleksi ketat, dan tentu saja harus benar-benar musisi. Sekarang? Asal ada duit, siapapun bisa rilis lagu. Mau suara fals? Bisa. Mau lagu hasil generate dari AI? Bisa. Mau suara kucing tetangga yang dikasih autotune? BISA BANGET.

19 March 2025

Kompetitor bukanlah Kompetitor: Sebuah Pandangan Baru Business Development Musicpreneur

Kompetitor bukanlah Kompetitor: Sebuah Pandangan Baru Business Development Musicpreneur

Dalam dunia bisnis, tidak terkecuali sektor edukasi musik, kebanyakan orang terjebak dalam paradigma persaingan langsung. Mereka sibuk mengamati gerak-gerik kompetitor, membandingkan harga, meniru strategi, dan berebut pangsa pasar. Tapi di Fisella®, kami tidak melihat kompetitor sebagai kompetitor. Mengapa? Karena kami bukan sekadar pemain di industri ini—kami adalah platform yang menciptakan ekosistem baru.

18 March 2025

Musik Tidak Diciptakan, Hanya Dirangkai: Sebuah Renungan

Musik Tidak Diciptakan, Hanya Dirangkai: Sebuah Renungan


Pernahkah Anda berpikir bahwa musik sebenarnya tidak pernah diciptakan? Ya, mungkin terdengar aneh, tetapi mari kita telusuri lebih jauh. Istilah "mencipta" seharusnya merujuk pada proses membuat sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Seperti menciptakan semesta dari kehampaan, atau menciptakan makhluk hidup dari tanah liat. Namun, musik? Musik sudah ada di alam semesta ini, hanya saja manusia yang bertugas merangkainya.

25 February 2025

Akhir Kasus Sukatani: "Polisi Tidak Anti-Kritik" adalah Sinyal Bagi Musisi untuk Menciptakan Lebih Banyak Lagu Kritikan

Akhir Kasus Sukatani: "Polisi Tidak Anti-Kritik" adalah Sinyal Bagi Musisi untuk Menciptakan Lebih Banyak Lagu Kritikan


Kasus Sukatani menjadi fenomena yang menyita perhatian publik, terutama setelah munculnya lagu dengan judul serupa yang secara tajam menyuarakan kritik terhadap institusi kepolisian. Lagu ini bukan hanya sekadar ekspresi seni, tetapi juga refleksi keresahan masyarakat terhadap berbagai tindakan aparat yang dinilai represif. Respons cepat dari pihak kepolisian yang awalnya cenderung defensif justru semakin menarik perhatian publik, hingga akhirnya Kapolri turun tangan dan menyatakan bahwa "Polisi tidak anti-kritik."